Selasa, 11 Mei 2010

Ampunkanlah aku..terimalah taubatku..sesungguhnya Engkau Sang Maha Pengampun dosa..Yaa Rabbi ijinkanlah aku kembali padaMu..meski mungkin tak sempurna

Mari sejenak kita merenung

Taubat adalah menyesali suatu perbuatan baik kecil maupun besar kepada Allah. Ketika kita sudah mengetahui dan menyadari kesalahan yang kita lakukan salah dan kemudian mensegerakan bertaubat, namun ternyata kita masih melakukan dosa lagi ini berarti taubat kita masih belum tergolong sebagai taubat yang sebenar-benar taubat. Dalam Surat At-Tahrim, QS. 66:8 disebutkan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (At-Tahrim, QS. 66:8)

Ayat di atas menganjurkan kepada orang-orang yang beriman (sekali lagi anjuran ditujukan kepada orang-orang yang beriman karena mereka memiliki kecenderungan lebih untuk bertaubat jika dibandingkan dengan orang yang tidak beriman, seorang yang Islam belum tentu beriman, dan seorang beriman sudah pasti Islam) untuk melakukan taubatan nasuhah, yaitu taubat yang tidak hanya menyesali perbuatan dosanya namun juga bermujahadah, beristiqomah untuk tidak kembali melakukannya lagi, terutama dosa besar.

Ketika seorang yang berbuat dosa disaksikan orang lain hendaknya dalam bertaubat juga disaksikan orang lain, misalnya taubatnya seorang koruptor.

Sesungguhnya setiap anak keturunan adam memiliki kecenderungan untuk melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik manusia adalah yang segera meminta ampunan kepada Allah. Dalam pandangan Allah seorang yang berbuat dosa bisa diangkat menjadi baik jika bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berusaha menjaga kesucian diri dengan mengindahkan norma-norma agama.

Dosa dan kesalahan manusia ada 2 yaitu dosa kepada Allah dalam hubungannya hablum minallah, dan dosa kepada sesama manusia dalam hubungannya hablum minanas. Jika dosa yang dilakukan adalah kepada sesama manusia, maka taubatnya selain memohon ampunan Allah, maka dia harus mencari manusia yang telah ia dzolimi untuk meminta keridhoannya. Batas waktu pencarian adalah SEPANJANG HIDUP. Namun jika semasa hidup ia belum bisa menemui atau mendapatkan keridhoan dari orang yang telah ia dzolimi, sedangkan ia telah menunjukkan ikhtiarnya dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan hati maka pasrahkan segalanya kepada Allah. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. Oleh karena itu, dalam setiap langkah haruslah hati-hati, jaga sikap, jaga lisan jangan sampai mendzolimi orang lain apalagi sampai hal itu disengaja.

Ketika kita merasa gelisah karena telah mendzolimi orang lain disitulah Allah memberi peringatan kepada kita untuk segera bertaubat. Syukurilah perasaan gelisah itu. Karena ada sebagian orang yang merasa tidak bersalah telah mendzolimi orang lain bahkan BANGGA akan kesalahannya dan mengumumkan dosanya. Naudzubillah. Sungguh Allah melaknat manusia yang ketika malamnya berbuat dosa dan Allah masih menutupi dosanya, dia malah menyebarkan aibnya sendiri.

Terdapat 3 tahapan taubat, di antaranya adalah :

1. Dengan lisan : mengucap istighfar, doa, yakini dengan berbaik sangka kepada Allah bahwa Allah Maha pengampun dan Penerima taubat

2. Melakukan shalat sunnah taubat dengan khusyu’

3. Memperbaiki kualitas diri, seperti pada saat ihram kembali lagi ke nol senantiasa berupaya menjaga kesucian diri. Masih ingatkah ketika pada saat ihram, adanya larangan menggunting kuku yang bermakna bahkan menyakiti diri sendiripun dilarang apalagi sampai menyakiti orang lain atau makhluk Allah lainnya.

Siapkah kita untuk bertaubat dengan taubatan nasuhah? Insya Allah..semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita, menerima taubat kita, dan menuntun setiap langkah kita untuk senantiasa menjaga kesucian diri..Amin..

Kopas from catatan bunga anggrek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar